Senin, 11 Agustus 2014

HUBUNGAN ILMU,TEKNOLOGI & KEBUDAYAAN


A
.Perbedaan Ilmu dan Teknologi Dari definisi maupun pengertian tentang ilmu dan teknologi di atas,hampir terdapat “kekaburan” makna antara ilmu dan teknologi. Untuk itu perlu diperjelas perbedaanya agar keduanya dapat dengan mudah di identifikasi.

Menurut The Liang Gie dalam Tim Dosen Filsafat UGM (2003: 154) paling tidak ada tujuh perbedaan yang ada pada ilmu maupun teknologi,yaitu

ILMU TEKNOLOGI
Tujuan: memahami dan menerangkan fenomena fisik, biologis, psikologis dan dunia sosial manusia secarae mpiris Memecahkan masalah-masalah material manusia untuk membawa peruabahan-peruabahan praktis yang diimpikan manusia.

Berkaitan dengan pemahaman dan bertujuan meningkatkan fikir manusia Memusatkan pada manfaat yang bertujuan menambah kapasitas kerja manusia.

Memajukan pembangkitan pengetahuan Memajukan kapasitas teknis dalam membuat barang atau layanan Mencari tahu Mengerjakan Bersifat “supra rasional”Bersifat menyesuaikan diri dengan lingkungan tertentu Masukan: pengetahuan yang tersedia Masukan: material alamiah, dayaalamiah, keahlian, alat, mesin,akal sehat, pengalaman dsbnya Keluaran: pengetahuan “baru”Menghasilkan produk tiga dimensi

B.Persamaan Ilmu dan Teknologi


1) Ilmu maupun teknologi merupakan unsur atau komponen dari kebudayaan

2) Ilmu maupun teknologi memiliki aspek ideasional maupun faktual,dimensi abstrak maupun konkret, aspek teoretis maupun praktis.

3) Terdapat hubungan yang dialektis antara ilmu dan teknologi. Padasatu sisi, ilmu menyediakan bahan pendukung penting bagi kemajuan teknologi berupa teori-teori, pada sisi lainnya penemuan-penemuan teknologi sangat membantu perluasan cakrawala penelitian ilmiah,yakni dengan dikembangkannya perangkat penelitian berteknologi mutakhir.

4) Sebagai klarifikasi konsep, istilah ilmu lebih tepat dikaitkan dengan konteks teknologi, sedangkan isitilah pengetahuan lebih sesuai bila digunakan dalam konteks teknis.

C.Hubungan Ilmu dan Teknologi terhadap Kebudayaan

1) Hubungan Ilmu dengan Kebudayaan
Sebagaimana telah diutarakan di atas, bahwa ilmu merupakan salah satu komponen atau unsur yang penting dalam kebudayaan. Ada kecenderungan pada saat ini ilmu memiliki peranan yang besar bahkan dominan dalam menciptakan ”dunia kemasuk-akalan”, sehingga pengetahuan-pengetahuan lainnya (nonilmiah) seperti agama, norma, dan tata nilai tertentu terkesan termarginalkan. Kategori ilmiah telah menjadi matra pembeda antara ”dapat dipercaya”, ”dapat dipercaya sebagian”, ”meragukan”dan ”di luar jangkauan” suatu kebenaran tertentu.

Di sisi lain,scientism yang dilatarbelakangi oleh metafisika positivistik yang ”materialistis” , sudah tentu merupakan bahaya tersendiri bagi keseimbangan dan dinamika kebudayaan. Hal inilebih dikarenakan bahwa pendekatan positivistik lebih menekankan pendekatan material dari kebudayaan. Ideologi ”ilmu untuk ilmu”atau ”ilmu itu bebas nilai” ini pada akhirnya mulai ditinggalkan karena mengingkari hubungan dialektis antara ilmu sebagai salahsatu unsur kebudayaan dengan unsur kebudayaan lainnya.Setiap kebudayaan memiliki hirarki nilai yang berbeda-beda sebagai dasar penentu skala prioritas.

Ada sistem kebudayaan yang menekankan nilai teori, dengan mendudukan rasionalisme,empirisme dan metode ilmiah sebagai dasar penentu ”dunia objektif”. Ada pula kebudayaan yang menempatkan nilai ekonomi,nilai politis, maupun nilai religius, sebagai acuan dasar dari seluruh dinamika unsur kebudayaan yang lain. Setiap pilihan orientasi nilaidari kebudayaan akan memiliki konsekuensi masing-masing baikpada taraf ideasional maupun operasional.
2) Hubungan Teknologi dengan Kebudayaan
Teknologi merupakan salah satu unsur dalam kebudayaan sebagaimana unsur-unsur lainnya seperti metafisika, ilmu, filsafat,humaniora, ideologi, dan seni rupa (The Liang Gie, 1982: 88).
Teknologi lebih berperan dalam membangun ”unsur material”kebudayaan manusia. Bila pada milenium pertama manusia bergumul antara dua aktivitas yaitu merenung dan berpikir, setelahitu manusia terlibat dalam pergulatan baru yaitu berpikir dan bertindak.Teknologi memiliki suatu potensi merubah kesadaran intelektual dan moral dari individu manusia. Teknologi berperan besar terhadap komponen kebudayaan lain maupun terhadap manusia secara individu. Pada tingkat tertentu teknologi mengkondisikan ”kebudayaan baru”.

Contonya adalah teknologi komputer dengan jaringan internetnya telah mengkondisikan manusia baik secara individu maupun sosial secara berbeda dengan manusia atau masyarakat tanpa komputer.Kajian hubungan teknologi dengan budaya selanjutnya dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut teknologi dan dari sudut kebudayaan. Dari sudut teknologi, terbuka alternatif untuk memandang hubungan antara teknologi dan kebudayaan dalam paradigma positivistis atau ”teknologi tepat”.

Paradigama teknologi postivistis yang didasari oleh metafisika materrialistis jelas memiliki kekuatan dalam menguasai, mengurus, dan memuaskan hasrat manusia yang tak terbatas. Sedangkan paradigma ”teknologi tepat”lebih menuntut kearifan manusia untuk ”hidup secara wajar”.
Dari sudut pandang kebudayaan, teknologi dewasa ini merupakan anak kandung ”kebudayaan barat”, danini berarti bahwa penerimaan ataupun penolakan secara sistemik terhadap teknologi harus dilihat dalam kerangka ”komunikasi antar sistem kebudayaan”.

Sehingga, bagi negara atau masyarakat pengembang teknologi, suatupenemuan teknologi baru merupakan momentum proses eksternalisasi dalam rangka membangun ”dunia objektif” yang baru; sedangkan bagi negara atau masyarakat yang menjadi ”konsumen teknologi” , suatu konsumsi teknologi baru bermakna inkulturasi kebudayaan, akulturasi kebudayaan, bahkan ”invasi kebudayaan”.

Adapun secara skematis hubungan antara ilmu, teknologi,dan kebudayaan dapat disajikan sebagai berikut:


3 Posisi Pendidikan dalam Perubahan Sosial (Kebudayaan)
Teori-teori Perubahan Sosial

Sebelum membahas tentang posisi dan peran pendidikan dalam perubahan sosial (kebudayaan) ada baiknya kita pahami terlebih duluteori-teori perubahan sosial budaya yang dikemukakan para ahli,diantaranya:

a) Teori Evolusi Linier

Perubahan sosial memiliki arah tetap yang dilalui oleh semua masyarakat.Semua masyarakat berkembang melalui urutan pentahapan yangsama.Tahapan itu bermula dari tahap perkembangan awal menuju ketahap perkembangan terakhir.Manakala tahap terakhir telah dicapai, maka pada saat itu perubahan evolusioner pun berakhir.H.M. Boodish, August Comte, Herbert Spencer, merupakan penganut teori ini.

b)Teori Evolusi Siklus

Teori ini melihat adanya sejumlah tahap yang harus dilalui oleh Ilmu Teknologi kebudayaan masyarakat. Peralihan masyarakat bukan berakhir pada tahap terakhir yang sempurna.Melainkan berputar kembali kepada tahap awal untuk peralihan selanjutnya.Setiap peradaban besar mengalami proses pentahapan :kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses perputaran tsb memakan waktu sekitar 1000 tahun (Oswald Spengler).

c) Teori Fungsional

Teori ini menerima perubahan sebagai sesuatu yang konstan.Perubahan dianggap mengacaukan keseimbangan (equilibrium) masyarakat.Proses pengacauan berhenti pada saat perubahan tsb telah diintegrasikan ke dalam kebudayaan.Perubahan yang bermanfaat (fungsional) akan diterima.Perubahan lain yang terbukti tidak berguna (disfungsional) akan ditolak oleh masyarakat.

d) Teori Konflik

Teori ini menilai bahwa yang konstan adalah konflik sosial,bukannya perubahan.Perubahan hanyalah merupakan akibat dari adanya konflik tersebut.Karena konflik berlangsung terus menerus, maka perubahan pun demikian adanya.Perubahan akan menciptakan kelompok baru dan kelas social baru. Konflik antar kelas sosial melahirkan perubahan berikutnya.

e) Proses Perubahan Sosial

Perubahan pada lembaga kemasyarakatan yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap,dan pola perikelakuan antar kelompok dalam masyarakat. Ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur-unsur material dan non material. Yang ditekankan adalah pengaruh unsur kebudayaan material terhadap unsur non material. Adapun secara tabeling proses perubahan sosial dapat disajikan sebagai berikut:

Proses Perubahan Sosial ORIGINASI/DISCOVERY/INVENTION Proses di mana suatu penemuanbaru diciptakan atau ditemukan
DIFUSI Ide-ide baru disebarluaskan kedalam masyarakat  REINTERPRETASI/MODIFIKASI Perubahan yang terjadi karenamasyarakat mengadopsi ide baru.

f.Pendidikan Dan Perubahan Sosial
Lembaga pendidikan (sekolah) sering dianggap sebagai salah satu lembaga sosial yang paling konservatif dan statis di masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal kurang mampu mengikuti dan menanggapi arus perubahan cepat yang terjadi di masyarakat. Supaya kegiatan pendidikan mampu membekali siswa menghadapi tantangan hidupnya di masa depan, perlu dilakukan antisipasi apa yang menjadi tantangan hidup mereka di masa depan.

Adapun fungsi dan peran pendidikan dalam mensikapi perubahan sosial budaya tidak lepas dari fungsi lembaga pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial yang ada memandang atas hubungan antara kebudayaan induk dan kebudayaan baru yang tengah berkembang.Fungsi-fungsi tersebut diantaranya:

1.Fungsi konservatif
Dalam fungsi ini, pendidikan lebih berperan sebagai Transmisi Budaya Pendidikan berfungsi untuk menyampaikan,meneruskan atau mentransmisi kebudayaan kepada generasi muda.Bentuk kegiatan pemebelajaran bersifat Maintenance Learning,kegiatan belajar dilakukan, terutama untuk mempertahankan apayang sudah ada di masyarakat sebagai warisan kultural (kebudayaan induk) yang dinilai agung lebih terhormat dan harus dilestarikan.

2.Fugsi Transformatif

Pada fungsi ini pendidikan berperan sebagai Agent Of Change.

Pendidikan membantu generasi muda untuk menyesuaikan diri,sehingga dapat mengikuti laju perubahan yang cepat akibat perkembangan teknologi. Sistem pembelajaran yang diterapkan lebih ditekankan pada bentuk Innovative Learning dimana prosesbelajar ditujukan untuk menghadapi dan menyesuaikan dengan situasi yang baru, yang selalu berubah. Fungsi ini lebih bersifat terbuka atas perubahan masuknya kebudayaan asing yang mungkin dapat mempengaruhi budaya induk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar