Rabu, 13 Agustus 2014

HATI-HATI, JANGAN KITA JATUH KE DALAM DENIALISME


Denial adalah sebuah istilah psikologi yang dikenakan pada seseorang yang menyangkal dan menolak serta tak mau melihat fakta-fakta yang menyakitkan dirinya atau yang tak sejalan dengan keyakinan-keyakinan dan pandangan-pandangannya. Denialisme membuat seseorang hidup dalam dunia ilusifnya sendiri, terpangkas dari realitas kehidupan, dan orang ini nyaris tidak lagi mampu keluar dari cengkeramannya. Orang ini hidup dalam ilusi dan delusi. Mereka lebih suka memilih menyerang orang lain dengan membabi-buta, alih-alih memeriksa diri sendiri dan kelompoknya.

Denialisme khususnya sangat kuat menguasai orang beragama dalam zaman modern ini, ketika banyak klaim keagamaan tak sejalan lagi dengan fakta-fakta objektif dalam masyarakat atau fakta-fakta sains, yakni fakta-fakta apapun yang diungkap dan dibeberkan lewat metodologi saintifik.

Ketimbang dengan terbuka menerima fakta-fakta objektif dalam masyarakat dan fakta-fakta sains, dan meninjau kembali keyakinan-keyakinan keagamaan mereka, orang beragama memilih denial.

Pertanyaannya: Mengapa orang beragama memilih denial dengan sadar, ketimbang menerima fakta-fakta dengan terbuka?

Indoktrinasi kuat doktrin-doktrin keagamaan yang sudah dialami sejak kecil adalah salah satu penyebab denial pada orang beragama yang sudah dewasa. Sejak kecil, orang beragama apapun sudah diindoktrinasi dengan kepercayaan-kepercayaan bahwa agama mereka adalah agama yang paling sempurna dan tak bisa salah selamanya. Agama-agama lain bercacat dan salah semua. Indoktrinasi ini menyebabkan mereka tidak bisa menerima fakta-fakta bahwa setiap agama apapun selalu punya kekurangan dan keterbatasan, bahkan bisa tidak relevan lagi dalam dunia modern. Tidak banyak orang beragama yang sudah dewasa yang bisa keluar dari penjara doktrin yang sudah ditanamkan kuat-kuat dalam pikiran mereka sejak kecil. Hanya segelintir!

Agama dengan kuat juga membentuk identitas seseorang, khususnya dalam masyarakat tradisional. Keluar dari agama, berarti kehilangan identitas, dan kehilangan identitas sama artinya dengan dicabutnya kemanusiaan seseorang. Agama sebagai identitas yang harus dipertahankan, juga salah satu penyebab denial dalam diri orang beragama.

Agama bukan saja membentuk identitas pribadi seseorang, tapi juga identitas komunal, yang harus dijaga dan dipertahankan, apapun juga taruhannya, termasuk menindas kelompok-kelompok lain yang tidak sejalan atau yang berbeda keyakinan. Demi tetap setia pada identitas komunal ini, atau demi solidaritas komunal, seorang beragama yang sudah dewasa dapat terpaksa melakukan denial atas fakta-fakta nyata yang sebagian besar orang ketahui dan akui, misalnya fakta bahwa kelompok-kelompok lain yang berbeda adalah juga sesama warganegara dan sesama manusia, yang juga berhak hidup dengan bebas.

Denial dilakukan bukan saja karena seseorang mau tetap setia pada identitas komunal, tapi juga karena komunitasnya mengontrolnya dengan kuat. Ketimbang menolak dan melawan kontrol kuat komunitasnya atas dirinya, yang akan berakibat fatal bagi kehidupannya, seorang beragama lebih memilih hidup aman dengan melakukan denial. Dalam konteks ini, memilih hidup aman dan melakukan denial, dan takluk total pada komunitas pengontrol, ketimbang membuka diri pada fakta dan berani berbeda dari komunitas, adalah suatu keputusan politis individual seorang beragama, yang dengan sadar diambilnya, meskipun hati nuraninya mungkin menentang keputusannya ini.

Agama adalah politik, karena setiap agama, baik agama kaum minoritas maupun agama kaum mayoritas, adalah sebuah pranata sosial yang ingin mengatur dan mengendalikan masyarakat ke arah tujuan-tujuan yang diatur dalam kitab suci ataupun yang digariskan para pemimpin umat. Orang yang mengklaim bahwa agamanya hanya bergerak di bidang kerohanian saja dan disiarkan untuk membawa orang ke surga after death, sangat tidak jujur, atau mungkin naif, sebab dia tidak menyadari bahwa di ujung setiap kegiatan siar agama yang sukses menunggu persoalan politik yang besar: bagaimana mengatur masyarakat yang telah dikuasai suatu agama, dengan menenggelamkan agama-agama lain yang sudah ada sebelumnya. Nah, telah banyak terjadi, demi mempertahankan dan menggolkan tujuan dan kepentingan politik agama mereka, kaum agamawan lebih memilih melakukan denial, ketimbang menerima fakta-fakta yang tak sejalan dengan kepentingan politik mereka.

Jangan dilupakan, agama juga adalah bisnis, yang darinya orang menerima manfaat-manfaat dan keuntungan-keuntungan ekonomi, besar atau kecil. Meragukan agama sendiri, apalagi meninggalkannya, akan dapat berdampak fatal pada kehidupan ekonomi seorang beragama. Dapat terjadi, alih-alih menjadi tuan atas uang, para agamawan lebih cenderung memilih untuk menjadi hamba uang. Demi mendapatkan dan mempertahankan keuntungan-keuntungan ekonomi, apalagi keuntungan ekonomi yang besar yang diberikan agamanya, seorang beragama jelas akan memilih denial ketimbang bersikap kritis pada agamanya atau terbuka pada fakta-fakta sosial dalam masyarakatnya.

Jangan juga dilupakan, denial dilakukan orang beragama karena si agamawan ini tidak/kurang memiliki ilmu pengetahuan, sehingga buta pada fakta-fakta. Ketimbang berlelah-lelah mempelajari sains terus-menerus yang membuat orang dapat berpandangan makin jauh dan luas dan mengenal fakta-fakta dengan objektif, seorang agamawan umumnya lebih suka melakukan denial atas semua fakta sains, denial yang dilakukannya dengan berlindung pada teks-teks suci yang tak pernah dengan kritis dipertanyakan kebenarannya olehnya.

Selain memberi identitas dan manfaat ekonomi, agama juga dalam batas-batas tertentu memberi rasa aman dan rasa tenteram lewat janji-janji tertentu yang diberikannya, misalnya janji hidup akan diberkati dan berkelimpahan dan selalu sukses, atau janji akan masuk surga dan menerima pahala besar setelah kematian. Mereka yakin sekali bahwa “there is a pie in the sky if we die!” Meskipun rasa aman dan tenteram ini seringkali terbukti palsu dan meninabobokan orang, dan hujan duit dari langit tidak kunjung turun, seorang beragama lebih memilih melakukan denial atas fakta-fakta, ketimbang kehilangan rasa aman dan rasa tenteram ini. Setuju atau tidak setuju, benarlah apa yang pernah dikatakan bahwa agama adalah sejenis narkotik yang mampu mencandu dan membius orang.

Fanatisme yang terbangun dalam mental si agamawan lewat indoktrinasi sejak kecil, juga harus ditunjuk sebagai penyebab denial dalam dirinya. Semakin seseorang committed dan fanatic pada agamanya, semakin banyak denial yang dilakukannya, alhasil semakin menjauhkannya dari realitas objektif.

Sumber utama denialisme adalah fanatisme buta yang menutup orang dari pengetahuan objektif mengenai berbagai realitas kehidupan, dari hati nurani yang tulus dan cerdas, dan dari martabat diri yang semustinya dijaga setiap orang yang sadar. Denialisme karena fanatisme sempit dan picik tumbuh bukan saja dalam dunia agama-agama, tapi juga dalam dunia ideologi-ideologi dunia. Seseorang memilih untuk melakukan denialisme bukan hanya karena dia mau membela dengan membuta agamanya sendiri, tetapi juga karena mau membela habis-habisan partai politiknya sendiri, aliran ideologisnya, atau sistem ekonominya sendiri (entah kapitalisme atau sosialisme, dll), atau apapun yang berhubungan dengan ide-ide lain yang diabsolutkannya sehingga menjadi ide-ide yang bantut dan tertutup.

Dalam dunia politik, apalagi jika orang mencari duit di dunia ini, denialisme akan membuat siapapun membutakan diri terhadap fakta-fakta objektif yang dikuak oleh ilmu pengetahuan mengenai banyak hal: rekam jejak sejarah kehidupan sang tokoh pemimpin yang diidolakan, ideologi politis separatis yang dibela, partai-partai dan kelompok-kelompok yang menjadi mitra koalisinya, kampanye-kampanye hitam yang mempermainkan berbagai isu SARA, serangan politik uang, keutuhan negara sendiri, perilaku anti-toleransi, kasus-kasus KKN, dan banyak lagi.

Hanya orang yang melihat hidup beragama sebagai hidup dalam suatu ziarah yang belum selesai, dan yang terus-menerus membuka diri pada berbagai kemungkinan baru di masa depan, kemungkinan-kemungkinan baru yang juga ditawarkan sains modern, dan menempatkan kejujuran dan kemanusiaan jauh di atas agamanya, akan bisa luput dari kekuatan denialisme, yang setiap saat bisa mendatangi dan mengancamnya. Hanya jika orang sudah bisa berpindah dari kesadaran naif dan picik, masuk ke kesadaran kritis dan membebaskan, dalam hubungan dirinya dengan dunia ide-ide apapun, akan dapat lepas dari denialisme lalu akan dapat hidup dengan autentik dan bermarwah. Di tangan orang-orang semacam inilah agama dan politik dan ide-ide besar akan memberi manfaat besar bagi umat manusia.

Poin terakhir ini sangat penting. Supaya dalam segala hal anda tidak terjatuh ke dalam denialisme, ujilah setiap fenomena lewat tiga sarana.

Pertama, pakailah sarana ilmu pengetahuan saat anda mau mengetahui mana fakta dan mana fiksi, mana sejarah dan mana mitos, dan dengan landasan ilmu pengetahuan ambillah fakta dan buanglah fiksi, raihlah sejarah dan singkirkan mitos.

Kedua, pakailah sarana hati nurani yang jujur dan cerdas dalam anda menjatuhkan pilihan saat anda berhadapan dengan kebenaran atau kebohongan, kebaikan atau keburukan. Hati nurani dapat diandalkan sejauh menerima masukan tentang berbagai hal dari ilmu pengetahuan.

Ketiga, jadikanlah martabat diri anda sebagai fondasi moral saat anda harus memilih apapun, alhasil anda tidak akan menjual diri anda berapapun harga yang ditawarkan. Dengan mempertahankan martabat atau marwah diri anda, anda akan selalu bisa menjadi seorang mahatma.

Mari kita keluar dari denialisme, jangan biarkan diri kita terus dipenjara olehnya, supaya kita bisa menyumbang sesuatu yang bermakna buat dunia ini, buat ilmu pengetahuan, buat agama-agama, buat ide-ide besar, dan buat kemanusiaan global.



Jawaban dari postingan teka-teki : 

kasus 1 thomas 
V kurangi 2 jdi T
J kurangi 2 jdi H
17 kurangi 2 jdi 15. Hruf ke-15 adl O
O kurangi 2 jdi M
3 kurangi 2 jdi 1. Hruf ke-1 adl A
U kurangi 2 jdi S



kasus 2 :
pelakunya adalah orang ke-3, yang bilang : "Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut"
karna ceritanya adalah pada tanggal 5 april 2010,
dan kematian korban adalah 22 jam sebelumnya, berarti pada tgl 4 april 2010.
setelah gw cek kalender di hp gw , ternyata tgl 4 april 2010 adalah hari minggu. dengan kata lain adalah hari libur. 
dia bilang menjemput anaknya pulang sekolah, berarti dia bohong.
otomatis dia pelakunya... ^^

kasus 3 :
first 5, angka 5 adalah jenis angka yg ada di bigben
berarti angka lima romawi, yaitu V
jadi huruf pertama nama pelaku adalah V. hmm

" SECOND ASDFGHJK"Dan Tulisan "QWERTY"
qwerty, berarti petunjuknya adalah huruf2 di keyboard
SECOND ASDFGHJK, kayaknya ini petunjuk huruf kedua nama pelaku (second).
ASDFGHJK, adalah huruf dalam satu baris keyboard, tapi ada satu huruf yg ketinggalan yaitu L,
brrti huruf kedua adalah L
cocok!
jadi pelakunya adalah VLadimir

kasus 4 :jelas keliatan si tomy pelakunya
keliatan bohongnya..
mana bisa menyelipkan sesuatu antara halaman 185 dan 186..
dimana mana halaman 185 dan 186 adalah berkebalikan,,, halaman 186 terletak dibalik halaman 185
kasus 5 :
Inisial sweetheart..
tp ternyata emg benar..
liat baik2:

Salamku buat ayah
Waktuku telah tiba untuk “diE”
Emang dunia ini penuh angkara murkA
Enggak.. Aku ngga bisa bersikap tegaR
Titik darahku sudah habis, untuk mengakhiri riwayaT 

perhatikan huruf awal dan huruf terakhir setiap baris dari pesan tersebut. :v
jika digabung jadi SWEET HEART, SWEET (huruf awal), HEART (huruf akhir)

kasus 6 :
akan mancuri gold di london
dri kode akan di dapat LONGOLDDON
buang GOLD jdi LONDON

kasus 7 orang 2
memakai jas peraksementara perak dlam kimia memiliki nomor atom 47

Kasus 8. arti dari segitiga - lingkaran - segi empat adalah "304"...
dan 10-21-12-9-1-14 berarti... "JULIAN"
tersangka adalah penghuni kamar 304 bernama JULIAN....

kasus :

perampoknya adalah orang yg ada di mesjid..soalnya dia bohong.
karna dia bilang arah kiblat adalah ke arah barat, padahal ceritanya lagi berada di rusia.. 
rusia letaknya di utara mekkah, berarti kiblat dari rusia adalah ke selatan, bukan ke barat..

kasus 10 :
pelakunya adalah orang ke 4,,
yang mengatakan: "Saya sudah tiga hari berkemah dekat pantai dan tidak mendekati hotel itu. Itu dia kemah saya. Saya sudah insyaf, pak."

gimana caranya dia udah berkemah tiga hari dekat pantai , padahal kemarin dan lusa kemarin terjadi badai yang hampir menenggelamkan sebuah kapal. 
gak mgkin kan.
jelas dia berbohong.l

kasus ke 11:
hmm pelakunya Belluga Ocean Wendell
nama belakangnya serupa dgn nama korban yaitu wendell, krna itulah korban megang tag namanya, sebagai pemberitahuan kalo pelakunya dgn nama yg sama.

Tangan kiri korban membentuk angka 2 dan jatuh tepat diatas genangan air dari sebuah akuarium yang telah pecah akibat tertarik.

ngomong2 soal air, itu sangat berkaitan dengan kata "ocean"
hmm mgkin krna itulah tangannya membentuk angka 2, krna "ocean" adalah kata kedua dari nama si pelaku.

kasus 12 :kasus 12 Kira disesuaikan ke angka jam
jujur, kasus ini yang paling menyita waktu gw untuk berpikir, ampe coret2 segala di kertas xD, smbil nyari petunjuk.
dan ternyata hasil coret2 gw membuahkan hasil..
sebelumnya gw udah berusaha menghubung2kan kode angka tersebut dengan para tersangka..

ternyata kode itu sangat cocok dengan KIRA , keponakan korban.
clue nya adalah karna dia seorang penyuka jam, mempunyai banyak koleksi jam.

ini kodenya:
0 12 0 6 0 2 0 5
12 0 6
12 2 12 0 2 0 5 0 6
9 3 12 9

0 12 0 6 0 2 0 5 : coba buat garis dari angka2 tersebut, dgn garisnya sebagai jarum jam, angka 0 adalah pusat jarum
jadi jarumnya ada di angka 12, lalu kembali kepusat, dan tarik lg garis ke arah jam 6, balik lg kepusat,,lalu tarik ke arah jam 2,, balik lagi kepusat, lalu tarik ke arah jam 5..
dari situ akan terbentuk huruf K (huruf awal nama pelaku)

12 0 6 : hurufnya jelas keliatan cuma satu garis yaitu huruf I

12 2 12 0 2 0 5 0 6 : disini masing2 angka tidak selalu di barengi dengan angka 0, itu artinya setelah garis dibikin tidak kembali ke pusat, melainkan lgsung menuju arah jam selanjutnya.
coba bikin sendiri pergerakan arah jarum jamnya, pasti akan membentuk huruf R

9 3 12 9 : dari pergerakan garisnya terhadap arah jam, maka angka-angka ini akan membentuk segitiga. segitiga identik dengan huruf A

jika digabung semuanya menjadi K I R A :) si penyuka jam.
sesuai clue si korban, kalo kodenya sangat mendarah daging dgn si pelaku, yaitu berhubungan dengan jam ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar