Selasa, 12 Agustus 2014
Bahagia terjadi ketika seseorang dalam keadaan sehat badan dan pikiran
Kata ini masih merupakan topik yang seringkali dibicarakan. Banyak orang yang masih saja sulit membedakan antara kebahagiaan dan kelegaan. Sesungguhnya sifat bahagia tidak memilki lawan kata seperti senang – sedih. Sakit – sehat. Siang – malam. Bahagia? Paling banter orang mengatakan tidak bahagia. Jika ada yang mengatakan bahagia lawan kata kecewa. Kecewa berarti tidak terpenuhinya keinginan. Seseorang yang keinginannya terpenuhi ia merasakan kelegaan. Bukan bahagia.
Bahagia adalah suatu kejadian. Selama ini orang tidak bahagia disebabkan orang mencarinya di luar diri. Inilah sebabnya ada kata kebahagiaan sejati. Rasa bahagia tidak terjadi ketika seseorang terpenuhinya keinginan. Suatu keinginan yang dapat dicapai, yang didapatkan rasa lega. Bukan bahagia. Bahagia ada dalam diri setiap orang. Bahagia atau ceria sepertia sifat anak kecil. Lihatlah anak – anak, mereka begitu ceria, begitu bahagia tanpa sebab. Mereka seakan tidak merasakan kekurangan.
Ya, kata terakhir itu yang menjadikan seseorang bahagia. Tidak kekurangan. Bahagia terjadi dari dua hal. Sehat badan dan sehat pikiran.
Sehat badan membuat orang tidak merasakan sesuatu dalam dirinya. Ia bisa bergerak bebas tanpa beban. Tidak ada sedikitpun halangan yang mengganggu pikirannya terhadap badannya. Jiwa yang sehat menjadikan badan sehat. Sedikit orang bisa bahagia jika badannya tidak sehat.
Sehat pikiran. Apa yang dimaksudkan dengan sehat pikiran. Sehat pikiran berarti pikirannya tidak merasakan kekurangan. Seseorang yang merasa kekurangan adalah seseorang yang memisahkan diri dari Tuhan. Merasa kekurangan berarti tidak merasa puas atau bersyukur terhadap yang sudah dimilikinya saat ini. Ketika seseorang merasa kekurangan, saat itu ia memisahkan diri dari Tuhan.
Merasa kekurangan terjadi ketika ia tidak puas terhadap yang dimilikinya saat ini. Ia lupa idiom kata bijak: ‘Sebelum minta sesuatu, syukurilah yang sudah dimiliki saat ini.’ Bersyukur berarti merasakan dirinya berdekatan dengan Tuhan. Kata berdekatan sesungguhnya juga tidak pas. Berdekatan berarti masih ada jarak. Padahal, kita hidup dalam Tuhan. Ingatlah ayat: ‘Tuhan lebih dekat dari urat lehermu’. Artinya tidak ada keterpisahan.
Tatkala bisa merasakan tidak ada lagi keterpisahan dengan Big Boss pemiliki yang maha kaya, kita merasakan kepuasan atau satisfaction. Rasa puas inilah yang menjadikan orang sehat pikiran. Pikiran yang sehat adalah ketika ia menyadari bahwa ia berada dalam Tuhan. Ia tidak merasakan diri dalam kekurangan. Ia sadar bahwa ia dalam perlindungan Big Boss yang maha kasih dan pemberi.
Kebahagiaan terjadi ketika memiliki rasa puas terhadap segala sesuatu yang ada pada dirinya. Ia tidak merasa kekurangan. Karena perasaan kekurangan inilah yang menutupi kebahagiaan dalam diri. Rasa kekurangan membuat ia ‘merasa’ menderita. Banyak orang yang hartanya berleimpah, namun tetap saja ia merasa kekurangan. Merasa kecukupan adalah kata yang pas untuk menjadikan rasa bahagia. Tidak lagi merasa terpisah dari Sang Sumber segalanya.
Itulah kebahagiaan sejati. Tidak bergantung sesuatu di luar diri. Ia merasa, merasa puas terhadap dirinya. Ia mengalami kebahagia, baru ia bisa ber upavasa. Bercumbuan dengan Dia Sang Kekasih sampai lupa makan dan minum. Ayur Hypnotherapy
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar